Jumat, 26 Juli 2013

PEMBUATAN KOLOID


PEMBUATAN KOLOID

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Koloid
II. TUJUAN PERCOBAAN : Membuat koloid dari bahan-bahan yang ada disekitar kita.
III. DASAR TEORI :

Definisi koloid :
Koloid adalah suatu sistem campuran yang berada diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Koloid terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi . fase terdispersi memiliki ukuran tertentu . zat yang didispersikan disebut fase terdispersi , sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.Koloid termasuk kedalam salah satu jenis sistem dispersi. Jenis sistem dispersi lainnya adalah Larutan sejati dan suspensi.
Macam-macam koloid :
1.      Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
2.      Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen, cat dan tinta).
3.      Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
4.      Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
5.      Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).





Sifat-sifat Koloid
  1. Efek Tyndall
    Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh
    John Tyndall
    (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2.      Gerak Brown
Gerak Brown
ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika diamati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3.      Adsorpsi
Adsorpsi
ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.
Contoh:
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
4.      Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

5.      Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
6.      Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

7.      Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

8.      Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

IV. ALAT DAN BAHAN :

1.      Lumpang porselin 1 buah
2.      Gelas kimia 100ml 3buah
3.      Spatula 1 buah?sendok
4.      Kertas saring 1 lembar
5.      Belerang
6.      Alkohol 95%
7.      Air suling
8.      Neraca
9.      Pipet tetes
10.  Gelas ukur 100ml
V.  CARA KERJA :

Pembuatan sol belerang
1.      Campurlah 1 sendok gula dan 1 sendok belerang kedalam lumpang parselin Gerus campuran itu sampai halus. Ambil 1 sendok teh campuran itu (yang lain buang) dan campurkan dengan 1 sendok gula lalu gerus sampai halus. Lanjutkan pekerjaan itu sampai 4 kali. Tuangkan sedikit dari campuran terakhir kedalam gelas kimia berisi 50 ml air suling dan aduk. Saring jika masih terjadi endapan.
2.      Masukkan 10 gr serbuk belerang kedalam gelas kimia 100ml dan masukkan 60 ml alkohol 95%  kedalam gelas kimia yang berisi serbuk belerang tadi dan aduk. Kemudian larutan itu diteteskan sedikit demi sedikit dalam air.

VI.  ANALISIS DATA/PERTANYAAN :

1.       Jelaskan bagaimana belerang yang digerus bersama dengan gula dapat membentuk sol belerang ?
2.      Cara apa yang digunakan untuk membuat sol belerang pada percobaan 1 dan sol belerang pada percobaan 2 ?
3.      Jelaskan Cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan cara disparse ?

Jawaban :
1.
2.
3.      Cara pembuatan sol belerang yang termasuk cara kondensasi dan cara dispersi
a.       Cara Kondensasi: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. 2 H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
b.       Cara Dispersi: Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar